Friend Connect

Minggu, 02 Januari 2011

Transportasi umum ( Public Transportation )

Apa yang pertama kali ada di benak anda ketika mendengar transportasi public? Apakah ia merupakan transportasi yang murah yang sering di gunakan oleh para pelajar untuk pergi ke sekolah, apakah ia merupakan transportasi yang kumuh yang di dalamnya terdapat banyak barang dari mulai barang dagangan ibu/bapak yang berdagang di pasar , apakah ia merupakan transportasi yang nyaman yang setia menemani hari-harimu dalam beraktifitas, apakah ia merupkan transportasi yang rawan akan pencopetan, apakah ia merupakan transportasi yang bising karena banyak pengamenya yang silih berganti keluar masuk? Terserah anda menganggapnya ia sebagai sosok yang seperti apa, tapi yang jelas disini saya akan mencoba mengupas tentang transportasi umum.


Pertama sekali saya akan mencoba menelusuri tentang sejarah adanya transportasi umum.
SEJARAH ANGKUTAN UMUM
Era Omni Bus
Ide awal penyediaan pengangkutan publik – khususnya di darat – sebenarnya telah dimulai sekitar 300 tahun yang lalu, ketika Pascal (Perancis) mulai mengoperasikan gerbong untuk penumpang yang ditarik kuda di Kota Paris pada tahun 1662. Pada awalnya, penyediaan kereta ini tidak dipungut biaya, namun pada perkembangannya kemudian mulai dikenakan biaya. Revolusi industri yang berkembang di Eropa (Perancis dan Inggris) telah membuat perkembangan kota yang sedemikian pesat, yang memunculkan adanya pemisahan zona industri (tempat bekerja) dan zona permukiman (rumah), sehingga timbul apa yang disebut dengan fenomena urban sprawl, yakni fenomena bergeraknya area permukiman kelas menengah ke atas ke daerah sub-urban, menjauhi kawasan CBD (Central Business District) yang terjadi di Inggris pada tahun 1750. Fenomena lain adalah adanya arus commuting atau komuter. Jam puncak (peak hour) juga timbul akibat adanya penumpukan arus pagi (berangkat untuk bekerja) dan arus sore (pulang), dan timbulnya efek-efek kongesti, seperti kemacetan dan kesemrawutan. Inggris mulai mengenalkan sistem transportasi massa pertamanya, yakni dengan munculnya Omni Bus oleh George Shillibeer di kota London pada 1829. Omni Bus adalah kendaraan mirip gerbong beroda besar dengan pintu masuk di belakang. Jumlah kursinya 18 hingga 20 yang ditata sejajar dan berhadap-hadapan. Model Omni Bus ini kemudian menyebar ke kota besar lain, seperti New York dan Paris pada tahun 1830-an. Pada tahun yang sama, George Stephenson meluncurkan kereta api uap yang pertama di Inggris dengan rute Liverpool – Manchester. Perkembangan omni bus berikutnya adalah omni bus susun (double decker). Omni bus inilah embrio pertama lahirnya bus bermotor seperti yang dikenal sekarang.
Era Jalan Rel (1830 – 1920)
Era jalan rel dimulai pada saat jalan tanah yang ada dirasakan mulai cepat rusak dan memperlambat aksesibilitas kereta kuda, sehingga muncul pemikiran untuk membuat jalan khusus di atas tanah yang mulanya dibuat dari kayu. Namun karena bahan kayu juga cepat rusak, maka digantikan dengan besi/rel. Kereta yang berjalan di atas rel masih tetap ditarik dengan kuda, sehingga dikenal dengan nama Horse Train Street Cars, yang diperkenalkan di New York pada 1832. Karena pada saat itu loko uap dilarang masuk area kota, maka angkutan ini cepat populer di dalam kota, bahkan di Inggris (1860). Keunggulan tram ini adalah lebih nyaman, lebih besar dan dapat mengangkut penumpang dengan jumlah banyak. Kecepatan rata-ratanya 7 km/jam. Era ini juga telah mengenal sistem pengelolaan oleh pihak-pihak swasta dalam bentuk perusahaan dan mulai terdapat persaingan ketat, khususnya pada persinggungan rute yang sama. Era berikutnya adalah kereta kabel (cable cars), yakni dengan adanya kabel di tengah rel yang ditarik dengan mesin uap, yang mulai diperkenalkan di San Fransisco pada tahun 1873. Kereta ini berkapasitas lebih besar, bahkan dapat menarik 3 (tiga) kereta dalam satu rangkaian. Biaya operasi juga rendah, meskipun investasi awalnya lebih mahal. Pada tahun 1850 juga telah dikenal dengan adanya rapid transit dengan jalur terpisah dari jalan, bahkan tidak sebidang. Inggris pada tahun 1863 juga mulai membuka jalur Metropolitan Railway, yakni jalur kereta bawah tanah dengan tenaga uap, dengan jalur Farringdon Street ke Bishop, Paddington. Lima tahun kemudian (1868) Amerika Serikat membuat jaringan kereta uap yang melayang (elevated) di New York. Kereta rel (tram) listrik pertama hadir di Chicago pada tahun 1883 dan di Toronto pada tahun 1885. Energi listrik diambilkan dari tiang yang menempel di bawah kabel yang digantung di sepanjang rel. Kecepatan rata-rata mencapai 16 km/jam. Pada 1888 kereta listrik telah dibuat dengan sistem Multiple Unit Train Control atau Kontrol Unit Berganda. Sepuluh tahun berikutnya, kereta listrik mulai dibuat di bawah tanah di Boston (AS) dan New York (1904). Kelebihan kereta listrik adalah pada sifatnya yang tidak polutif, jaringan yang lebih luas serta cocok untuk kondisi kota yang kongestif.
Era Bus dan Trolley Bus (1920 – now)
Era bus dan bus troli kembali hadir pada 1920. Banyak pertanyaan muncul, ketika era kereta telah sedemikian hebat, mengapa bus kembali populer pada awal abad 20 ? Hal ini disebabkan adanya Perang Dunia I, di mana banyak sarana rel yang dialokasikan untuk kebutuhan peperangan, krisis finansial akibat perang, serta booming mobil pribadi, sehingga angkutan massa dengan rel (yang membutuhkan investasi dan pemeliharaan mahal) menjadi terpuruk. Angkutan dengan bus kemudian hadir karena dirasa lebih efisien dengan biaya investasi yang relatif murah. Pada awalnya muncul bus bermotor di New York pada 1905, lalu berlanjut dengan adanya sistem feeder bus ke tram (1912). Tahun berikutnya (1920) hadir armada bus dengan posisi mesin di depan dan dengan pintu yang dapat diatur oleh pengemudi. Hingga tahun 30-an, bus berkembang sangat pesat. Bahkan di tahun 1939, tipikal bus telah berkembang menjadi lebih kuat, efiien, bermesin diesel, hingga persneling otomatis. Perkembangan berikutnya adalah bus tingkat (double decker) dengan konfigurasi mirip bus tidak bertingkat. Model yang cukup populer pada masa itu (1958) adalah Leyland Atlantean. Inovasi lain adalah trolley bus, yakni kombinasi antara bus dan tram. Disebut trolley karena bus dilengkapi dengan 2 (dua) tiang untuk mengambil listrik dari kabel yang tergantung di atas.
Fungsi transportasi public di Indonesia
Seperti dalam pengertian diatas, bahwa Fungsi dari transportasi umum yaitu sebagai media transportasi yang bisa digunakan untuk semua orang yang memakainya, baik untuk berangkat bekerja, sekolah, kepasar dan berbagai kepentingan yang laiya. Selain itu adanya transportasi umum memberikan alternative yang cukup menarik terutama dalam hal kemacetan, terutama pada kota-kota yang besar. Seandainya orang sadar akan hal itu dan mau menggunakan kendaraan umum dalam aktifitas sehari-harinya maka dapat dipastikan bahwa masalah kemacetan yang ada bisa ditangani.
Yang menjadi permasalahan saat ini yaitu masih belum sadarnya masyarakat akan fungsi dari kendaraan umum tersebut. Mereka lebih suka menggunakan kendaraan pribai dengan alasan bahwa lebih nyaman, lebih aman, lebih cepat, lebih bebas dan lebih bergaya. Akantetapi hal tersebut tidak semuanya berlaku lagi saat ini karena semaikn banyak orang yang menggunakan kendaraan pribadi menjadikan jalanan semakin padat hingga menyebabakan kemacetan.
Daftar Pustaka :
sejarah-angkutan-umum-di-dunia dalam : rizkibeo.wordpress.com/2007/11/10

5 comments:

Arif mengatakan...

transportasi umum menjadi kian penting ketika di lihat dari segi efektifitas di kota-kota besar dan padat. dengan adanya tras jakarta, trans jogja, trans solo dan alat transportasi umum yang lainya mampu mengurangi kemacetan atau buang2 waktu di jalan. Hal itu sebenarnya dapat terjadi ketika amgkutan umum mempunyai jalur khusus seperti pada trans jakarta. hanya saja masih banyak orang yang melewati jalur khusus tersebut secara umum. hal ini tentunya meyebabkan kemacetan juga.. jika semua sadar, saya yakin semua bisa...

bui bisa mengatakan...

kemarin aku ke merapi dan aku juga masih menemukan angkutan yang menggunakan SAPI..
aku sangat kagum dan baru pertama kali aku lihat anggkutan itu...
sapi yang digunakan sangat besar,,
sapi jantan dan betina di jejer layaknya seperti untuk membajak di sawah...,,,,

Anonim mengatakan...

lebih baik jika mau pergi kemana, dengan jarak kurang dari 10 Km, mending pake Sepeda.... Transportasi Publik Indonesia sendiri amburadul kebijakannya bud... mau trolley Bus atau jalan rel, yang penting bebas polusi bud... hahaha...
keep posting... Nice Post Brot...

kunci mengatakan...

KOPET....

Unknown mengatakan...

hhhhhaaaa..
thanks ndri.. dah mampir....
kayae emang bener bro.....
apalagi di jogja,, enaknya ngebiker,,,
opomeneh nek malam minggu,, hahaha
maknyussss,,,
@kuncoro...
Huss....

Posting Komentar

Be Differ

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management